"Mengapa hati begitu terasing dalam dua dunia? Itu disebabkan Tuhan Yang Tanpa Ruang, Kita lemparkan menjadi terbatasi ruang.(Jalaluddin Rumi)
"Para pecinta meratap bagai ilalang, dan cinta adalah peniup seruling. Betapa menakjubkan sesuatu yang dihembuskan oleh cinta kedalam seruling jasad ini. Seruling tampak dan peniup tersembunyi. Sewaktu-waktu, serulingku mabuk karena anggur di bibir-Nya.(Jalaluddin Rumi)
"Mencintai perempuan dibuat menarik bagi laki-laki. Tuhan sudah mengaturnya: betapa mereka akan dapat menghindari apa yang sudah diatur oleh Tuhan? Karena Tuhan menciptakan perempuan supaya Adam mendapat kesenangan, bagaimana Adam dapat dipisahkan dari Hawa?(Jalaluddin Rumi)
"Pilihlah cinta. Ya, cinta! Tanpa manisnya cinta, hidup ini adalah beban. Tentu engkau telah merasakannya?(Jalaluddin Rumi)
"Bila sakit karena cinta menambah kerianganmu, bunga-bunga mawar dan lili mengisi taman jiwamu.(Jalaluddin Rumi)
"Ketidakramahan dari orang bijak lebih baik daripada kebaikan hati orang bodoh.
Nabi berkata, 'Kebencian dari kearifan lebih baik daripada rasa cinta yang datang dari orang bodoh.(Jalaluddin Rumi)
"Persahabatan suci, menjadikanmu seorang dari mereka. Sekalipun engkau batu atau pualam, kau akan menjadi permata apabila kau mencapai tingkat manusia perasa(Jalaluddin Rumi)
"Langit berputar disebabkan para pecinta. Dan roda-roda pun berputar demi cinta. Bukan karena tukang roti atau pandai besi, juga bukan tukang kayu atau ahli obat. Langit berputar mengelilingi cinta. Ia menjulang, karena itu kita dapat mendakinya.(Jalaluddin Rumi)
"Kau harus hidup didalam cinta, sebab manusia yang mati tidak dapat melakukan apapun. Siapa yang hidup, dia yang dilahirkan oleh cinta.(Jalaluddin Rumi)
"Tataplah wajah cinta, supaya kau mampu meraih sifat kemanusiaan. Karena itu jangan hanya duduk menggigil. Sebab jika demikian mereka akan semakin membuatmu menggigil.(Jalaluddin Rumi)
"Cinta tidak mungkin ditemukan melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan, buku-buku, juga tulisan-tulisan. Apapun yang dikatakan orang (tentang cinta), bukanlah jalan pecinta.(Jalaluddin Rumi)
"Dalam perpisahan, pecinta bagaikan nama tanpa makna. Tetapi makna seperti tercinta, tak membutuhkan nama(Jalaluddin Rumi)
home
Log in